Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) merupakan salah satu survei
rutin BPS yang data dan informasinya selalu ditunggu dan menjadi rujukan berbagai
pihak, baik pemerintah maupun swasta. Hasil dari survei ini menjadi sumber data
utama untuk kegiatan pembangunan di bidang sosial, ekonomi, dan beragam statistik lintas sektor, seperti diantaranya
:
- Bidang Pendidikan, berupa : partisipasi
sekolah, kemampuan membaca dan menulis, Angka Partisipasi Sekolah/APS, Angka
Partisipasi Kasar/APK, serta Angka Partisipasi Murni/APM.
- Bidang Kesehatan, meliputi gangguan
kesehatan, pemanfaatan jaminan kesehatan, perilaku merokok, pemberian imunisasi
pada balita dan ASI pada baduta (anak usia bawah dua tahun atau umur 0-24 bulan), tempat melahirkan dan penolong
persalinan, serta partisipasi KB untuk bidang kesehatan, fertilitas dan KB;
- Bidang Perumahan, mencatat kondisi
tempat tinggal, sumber air untuk mandi dan mencuci.
- Bidang Tehnologi, terkait kepemilikan
HP, akses internet.
- Bantuan/program pemerintah untuk
kesejahteraan masyarakat.
- Indikator penting lainnya seperti
Kemiskinan, Gini Rasio, IPM dan lain lain.
Selain itu banyak indikator yang dihasilkan dari survei ini, juga menjadi
rujukan utama untuk memantau perkembangan pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs) pada setiap tahunnya hingga
tahun 2030.
Kegiatan Susenas Maret 2024 ini diawali dengan Tahapan Persiapan
diantarnya adalah Pelatihan Calon Petugas. Salah satu tujuannya adalah menyamakan
konsep definisi dan tata cara pengisian kuesioner.
Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, pelatihan calon petugas tahun ini
dilaksanakan dengan metode daring/online
dan secara tatap muka. Metode daring dilaksanakan selama 3 (tiga) hari dan
dilanjutkan dengan tatap muka yang dilaksanakan selama 1(satu) hari yang
bertempat di Hotel Mahkota Lamongan.
Pelatihan diikuti peserta sebanyak 85 (delapan puluh lima) petugas, yang terbagi ke
dalam 3 (tiga) kelas. Mereka nantinya akan bertugas mendata sebanyak 910
(sembilan ratus sepulih) rumah tangga, yang tersebar di 27 (dua puluh tujuh)
kecamatan. Data yang dihasilkan nantinya akan digunakan untuk estimasi hingga tingkat
kabupaten/kota.
Pelatihan dibuka
oleh Kepala BPS Kabupaten Lamongan, Bapak Bagyo Trilaksono. Dalam arahannya beliau
berpesan :
1. Petugas agar lebih sabar dan teliti dalam bertanya kepada
responden.
2. Mengikuti Standard Operating Procedure yang telah
dipelajari, secara Profesional, Berintegritas dan Amanah, mengingat sangat
pentingnya data yang dihasilkan.
Editor : Dicky Harryadi